
Momen langka terjadi ketika sebuah black
hole raksasa di pusat galaksi yang berjarak 2,7 juta tahun cahaya dari Bumi
menghancurkan sebuah bintang. Black hole -wilayah besar di ruang angkasa
yang menelan segala hal di sekeliling lewat gaya gravitasinya, termasuk cahaya-
ini bermassa tiga juta kali lebih besar dari Matahari di tata surya kita.
Bintang yang menjadi korban berwarna
kemerahan dan hanya berjarak 150 juta kilometer dari black hole
tersebut. Ini kira-kira sama dengan jarak antara Bumi ke Matahari. Momen langka
yang terjadi 10.000 tahun sekali ini disaksikan oleh peneliti dari
Harvard-Smithsonian Centre for Astrophysics dan dipaparkan dalam jurnal Nature.
"Black hole seperti hiu,
disalahartikan sebagai mesin pembunuh. Padahal, mereka termasuk benda pendiam
sepanjang hidupnya," ujar Ryan Chornock sebagai salah satu anggota dari
Harvard-Smithsonian Centre for Astrophysics, Kamis (3/5). "Biasanya ada
bintang yang bergerak terlalu dekat dan itulah yang memicu proses
memakan-dimakan," tambahnya.
Peristiwa ini disaksikan Chornock dan
koleganya ketika mengamati pancaran cahaya pada Mei 2010. Menggunakan teleksop
yang berlokasi di Gunung Haleakala di Hawaii, mereka melaporkan cahaya tersebut
mencapai puncak pendarannya pada Juli 2010 sebelum akhirnya menghilang.
" Ini adalah pertama kalinya kita bisa mendapat
informasi detail sehingga bisa ditentukan apa jenis bintang yang dikoyak sebuah
black hole. Dan seberapa besar black hole tersebut," ujar
peneliti lain, Suvi Gezari, dari John Hopkins University.
Black hole adalah sisa-sisa
dari bintang yang meledak, sangat padat, sehingga tak ada satu pun benda langit
yang selamat dari gaya tariknya. Jika ada bintang yang terlalu bergerak terlalu
dekat, black hole bisa mengoyak dan akhirnya menghisapnya ke dalam gas.
Beruntung bagi warga Bumi, karena menurut Gezari, bintang di
tata surya kita sangat jauh dari risiko ditelan black hole. "Kita
harus menunggu paling tidak 10.000 tahun lagi sebelum akhirnya bisa melihat
sebuah bintang ditelan oleh black hole," kata Gezari lagi.
(Zika Zakiya. Sumber: ABC Australia, National Geographic Magazine)
(Zika Zakiya. Sumber: ABC Australia, National Geographic Magazine)
Posting Komentar